Pendidikan Pramuka dan IPDN
Gerakan Pramuka
sebagai wadah Pendidikan non formal yang memiliki tanggungjawab dalam
rangka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi sosok berkepribadian, berwatak, dan
berbudi pekerti luhur serta warga negara Republik Indonesia yang
berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Gerakan
Kepanduan yang notabene di arsiteki oleh tokoh yang memiliki latar
belakang Militer yakni Lord Baden Powell justru mengedepankan
nilai-nilai persaudaraan dan kasih sayang sesama makluk jauh dari kekerasan dan kebencian.
Di Indonesia,
melalui Gerakan Pramuka kita mengenal para pimpinan Pramuka yang yang
sebagian besar berlatar belakang militer namun dalam penerapannya beliau
membangun konsep dasar dan merancang suatu pendidikan yang memiliki metoda pendidikan Kepramukaan yang khas, seperti yang tercantum dalam Prinsip-prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
Tokoh- tokoh tersebut
tentu tidak asing lagi di telinga kita seperti Sri Sultan HB.IX,
Letjen. Sarbini, Letjen Mashudi, Letjen. Himawan S, Letjen. Rivai
Harahap dll.)
Maka Metoda pendidikan khas inilah yang membedakan sistem pendidikan Kepramukaan dengan sistem pendidikan lainnya.
Dalam tulisan
ini kita hanya menyoroti hubungan komunikasi social di lingkungan
Pendidikan Kepramukaan yang tentunya dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi lembaga Pendidikan lainnya.
Sistem Among………………………………………………………………………………………………………………..Apa
itu sistem Among ? Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari
hubungan antara pembina dengan peserta didik menggunakan sistem among.Sistem
Among berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka menjadi insan merdeka
jasmani, rokhani, dan pikirannya, disertai rasa tanggungjawab dan
kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain.Gerakan Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut:a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan;c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.Sedangkan dalam melaksanakan tugasnya Pembina wajib bersikap dan berperilaku berdasarkan:a. Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepatutan, kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial.b.Disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggung- jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan Komunikasi Kakak dan Adik.Maka tidaklah heran, jika ciri
khas yang berkembang di lingkungan kepramukaan menggunakan istilah
panggilan Kakak dan adik. Hubungan komunikasi dan pendidikan dengan
menggunakan sistem ini berkesan antara lain :- Tidak menggurui bahkan memberikan keteladanan seorang kakak kepada adiknya.
- Tidak mengenal istilah SENIOR dan YUNIOR
- Menjunjung tinggi nilai nilai HAM dan persamaan hak.
- Saling menghormati hak dan kewajiban masing masing sebagai seorang kakak maupun adik.
- Setiap tindakan dilandasi cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepatutan, kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial.
Penulis : Gunawan Surendro.Pembina Gugus Depan dan Korps Pelatih Kwarcab kota semarang Lulusan KPL Nasional angk. Th. 2002.
0 comments:
Post a Comment